INGATLAH HIDAYAH
“ Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : "Bilakah datangnya pertolongan Allah...? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. ( QS : Al Baqarah : 213-214 )
Pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa kita tengah berada di dalam anugerah yang tiada ternilai dari Allah Swt yang memiliki kerajaan langit dan bumi, sementara begitu banyak orang yang dihalangi untuk memperolehnya....? Kita bisa tahu agama dan ajaran yang benar dari agama Islam ini, tahu ini haq, itu batil, ini tauhid, itu syirik, ini sunnah, lalu kita dimudahkan untuk mengikuti yang haq tersebut dan meninggalkan yang batil. Sementara banyak orang tidak mengerti mana yang benar dan mana yang salah, atau ada yang tahu tentang kebenaran tapi tidak dimudahkan hatinya untuk mengamalkannya, malah ia gampang berbuat kejahatan dan kebatilan. Kita dapat berjalan mantap di bawah cahaya yang terang-benderang, sementara banyak orang yang tertatih dan meraba-raba dalam kegelapan. Kita tahu apa itu tujuan hidup dan kemana kita akan pergi menujunya. Sementara ada orang-orang yang tidak tahu dan mengerti untuk apa sebenarnya mereka hidup. Bahkan kebanyakan mereka menganggap bahwa mereka hidup hanya untuk dunia, sekadar makan, minum, dan bersenang-senang di dalamnya tampa mengerti kemana sebenarnya mereka menuju. Apa namanya semua yang kita miliki ini, kalau bukan anugerah terbesar, nikmat yang tiada ternilai dan terhingga.....? Inilah hidayah dan taufik dari Allah Swt kepada jalan-Nya yang lurus.
“Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. ( QS : Al Baqarah : 213)
Di antara sebab terhalang nya seseorang dari memperoleh hidayah adalah senang terhadap kebatilan dan kejahatan dan semangat kesukuan, partai, golongan, dan semisalnya. Semua ini menjadi sebab seseorang tidak mendapatkan taufik dari Allah Swt. Kebenaran yang telah jelas baginya namun tidak menerimanya, ini menghalangi seseorang mendapat hidayah. Ia dihukum dengan penyimpangan dan kesesatan, dan setelah itu ia tidak dapat menerima kebenaran lagi.
“Maka tatkala mereka berpaling dari kebenaran, Allah memalingkan hati-hati mereka. ( QS: Ash Shaf : 5)
“Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur’an) pada awal kalinya dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. ( QS: Al An’am : 110)
Hidayah yang bisa diberikan kepada makhluk, baik dari kalangan para nabi dan rasul, para aulia, para da’i atau selain mereka. Ini dinamakan hidayah irsyad atau bimbingan, dakwah dan bayan atau keterangan.
“Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) benar-benar memberi hidayah (petunjuk) kepada jalan yang lurus. ( QS : Asy Syura : 52)
Hidayah hanya bisa diberikan oleh Allah Swt, tidak selain-Nya, ini dinamakan hidayah taufik. Hidayah inilah yang ditiadakan pada diri Rasulullah SAW, terlebih selain beliau.
“Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) tidak dapat memberi hidayah atau petunjuk kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah lah yang memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki. ( QS : Al Qashash : 56 )
Yang namanya manusia baik ia ulama, umara, da'i, awam atau selainnya, hanya dapat membuka jalan di hadapan sesamanya. Ia memberikan penerangan dan bimbingan kepada mereka, mengajari mereka mana yang benar, mana yang salah. Adapun memasukkan orang lain ke dalam hidayah dan memasukkan iman ke dalam hati, maka tak ada seorang pun yang bisa melakukannya, karena ini hak Allah Swt semata.
“Tunjukilah (berilah hidayah) kami kepada jalan yang lurus. ( QS : Al Fatihah : 6 )
Bila timbul pertanyaan bagaimana seorang mukmin meminta hidayah di setiap waktu shalatnya dan di luar shalatnya, sementara mukmin itu berarti ia telah memperoleh hidayah....? Bukankah dengan begitu berarti ia telah meminta apa yang sudah ada pada dirinya....? Karena seorang hamba tidak dapat memberikan kemanfaatan dan tidak dapat menolak sebuah kemudaratan dari dirinya, kecuali apa yang Allah Swt kehendaki. Allah Swt pun membimbing hambanya agar di setiap waktu memohon kepada-Nya pertolongan, kekokohan, dan taufik. Orang yang bahagia adalah orang yang diberi taufik dan hidayah oleh Allah Swt, untuk memohon ampun pada Nya, karena Allah Swt telah memberikan jaminan untuk mengabulkan permintaan orang yang berdoa kepada-Nya di sepanjang malam dan di penghujung siang. Terlebih lagi bila si hamba dalam kondisi terjepit dan sangat membutuhkan bantuan-Nya.
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. ( qs : An Nisa’ : 136 )Allah Swt memerintahkan orang-orang yang beriman agar tetap tsabat atau kokoh, terus-menerus dan tidak berhenti melakukan amalan-amalan yang dapat membantu seseorang agar terus di atas keimanan. Berbahagialah dengan hidayah yang Allah Swt berikan kepada kita dan jangan biarkan hidayah itu berlalu dari kita. Mintalah selalu kekuatan iman dan keistiqamahan kepada Dzat Yang Maha Mengabulkan doa. Teruslah mempelajari agama Allah Swt, hadirilah selalu majelis ilmu. Dekatlah dengan ulama, cintai mereka karena Allah Swt, bergaullah dengan orang-orang shalih dan jauhi orang-orang jahat yang dapat merusak pemahaman agama serta membuat terpikat dengan dunia. Semua ini sepantasnya kita lakukan dalam upaya menjaga hidayah yang Allah Swt. Jangan engkau jual agamamu karena menginginkan dunia, karena ingin harta, tahta, kekuasaan, dan karena cinta kepada lawan jenis. Sekali-kali janganlah engkau kembali ke belakang, kembali kepada masa lalu yang suram karena jauh dari hidayah dan bimbingan agama.
“Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan. ( qs : Yunus : 32 )Lalu apa yang terjadi dengan orang yang tahu tentang kebenaran dan kebatilan, semula ia berjalan di atas kebenaran tersebut, berada di dalam hidayah, namun kemudian ia ingkar atau patah semangat, tidak lagi berjalan di atas kebenaran lagi, dan bahkan lisan hanya mengatakan selamat tinggal pada kebenaran....? Sungguh setan telah berhasil menipu dan mengantarkan ke jurang yang sangat dalam. Ya Allah... wahai Dzat Yang Membolak-balikkan hati tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu... di atas ketaatan kepada-Mu.....Amin ya Rabbal ‘alamin …